analis kesehatan

Rabu, 15 Juni 2011

window seven starter

Cara Mudah Merubah Wallpaper Windows 7 Starter dengan Starter Background Changer
Nov 25, 2010 by Fikri Under Tips & Trik - 59 Comments
Pada artikel terdahulu, kami pernah menjelaskan bagaimana cara merubah wallpaper windows 7 starter menggunakan software Oceanis Change Background, kali ini kami akan sharing cara lain bagaimana melakukannya tetapi dengan program yang berbeda.

Program ini dinamakan Starter Backgorund Changer yang dibuat oleh seorang progammer berkebangsaan prancis yang bernama Renaud Gerson. Langkah-langkah untuk merubah wallpaper Windows 7 Starter adalah menggunakan Starter Backgorund Changer Continue reading »
EASEUS Partition Manager, Alternatif Software Partisi Gratis untuk Windows
Sep 26, 2010 by FastNCheap Under Tips & Trik - 32 Comments
Sebelumnya, kami pernah membahas bagaimana membuat partisi yang aman dengan menggunakan Partition Wizard Home Edition. Kali ini, yang tidak begitu berbeda dengan pembahasan tersebut, team FastNCheap mencoba memberikan alternatif software lain yang bisa digunakan untuk membuat partisi di Windows.
Software ini bernama EASEUS Partition Manager Home Edition, yang bisa di-download dengan gratis di official websitenya (Link download ada dibagian akhir artikel). Jika ingin memiliki fitur yang lebih maksimal, anda bisa mengupgrade software tersebut dengan konsekuensi harus membayar “fee” kepada pihak developer dari Easeus Partition Manager. Tetapi untuk penggunaan personal, free edition sudah lebih dari cukup untuk mengatasi problem dan membantu pekerjaan anda saat me-manage partisi hardisk. Continue reading »
Mengganti Background/Wallpaper Windows 7 Starter
Jun 11, 2010 by Fikri Under Tips & Trik - 186 Comments
Banyak yang mengeluh karena Microsoft menghilangkan beberapa fitur utama pada Windows 7 Starter. Hal ini terjadi terutama pada konsumen yang operating system satu paket dengan PC/notebook/netbook yang mereka beli. Salah satu fitur yang hilang adalah “Personalization features” yang memungkinkan anda untuk melakukan konfigurasi pada layar monitor yang anda pakai. Hal ini juga yang menyebabkan anda tidak dapat merubah background/wallpaper logo windows 7 dengan gambar favorite anda.
Sebenarnya hal ini bias diatasi dengan cara mengupdate Windows 7 Starter anda ke versi yang lebih unggul seperti Windows 7 Home Basic, Windows 7 Home Premium, Windows 7 Professional atau Windows 7 Ultimate. Tetapi dengan catatan anda harus merogoh kocek lagi untuk membeli lisensinya dari Microsoft. Continue reading »
Mengenal Perbandingan Windows 7 Starter, Home Basic/Premium, Professional, Enterprise dan Ultimate
Feb 26, 2011 by Andrea Adelheid Under Tech News, Tips & Trik - 2 Comments
Windows 7 sudah resmi dirilis hampir dua tahun yang lalu, tetapi mungkin sebagian belum tahu tentang beberapa edisi Windows 7 yang banyak beredar. Tidak jarang Laptop baru disertakan dengan Windows 7 Starter. Tahukah apa beda edisi ini dengan yang lain? Terdapat paling tidak 6 edisi Windows 7, yaitu : Windows 7 Starter, Home Basic, Home Premium, Professional, Enterprise dan Ultimate, lalu apa perbedaannya?

Meskipun terdapat 6 edisi yang berbeda, 3 edisi yang paling banyak beredar adalah Windows 7 Home Premium, Professional dan Ultimate. Sebenarnya edisi apapun, semua fitur windows 7 sudah ada didalamnya, hanya saja fitur-fitur tersebut hanya diaktifkan menyesuaikan edisi-nya. Untuk mengupgrade ke fitur atasnya, tidak perlu menggunakan DVD baru tetapi bisa menggunakan Windows Anytime Upgrade. Continue reading »
Top 5 Website Penyedia Software Gratis
Jul 28, 2010 by Fikri Under Tips & Trik - 10 Comments
Semakin hari ketergantungan kita dan kebutuhan kita akan sebuah software semakin meningkat. Terlebih lagi, jika setiap harinya aktifitas kita selalu berhubungan dengan dunia teknologi, komputer dan informasi.
Setiap tahun banyak budget yang kita keluarkan untuk membeli software untuk memenuhi aktifitas kita sehari-hari. Kalau dihitung-hitung, banyak budget yang mungkin terbuang sia-sia hanya untuk membeli software yang kita sendiri belum tentu bisa maksimal untuk memanfaatkannya.
Pertanyaannya, adakah solusi cerdas untuk meminimalkan budget yang kita keluarkan tanpa harus mengesampingkan kebutuhan untuk melakasanakan kebutuhan sehari-hari? Continue reading »
Web Camera (WebCam) Software Terbaik untuk Windows
Nov 6, 2010 by Fikri Under Tips & Trik - 36 Comments
Bagi yang terbiasa menggunakan web camera, anda juga pasti terbiasa menggunakan web software camera yang disertakan pada perangkat yang anda beli. Tetapi jika anda masih belum puas dengan software camera bawaan pada saat pembelian perangkat, anda bisa menggunakan beberapa software di bawah ini.

Sebagian software yang kami sebutkan berupa trial, sebagian lagi shareware dan sisanya bersifat free software yang bisa anda gunakan dengan gratis. Berikut kami sampaikan aplikasi webcam terbaik menuru kami (berdasarkan pengalaman dan referensi dari banyak website). Continue reading »

Read more: http://blog.fastncheap.com/search/software-nak-buat-partition-window-seven-starter#ixzz1PLrj5100

window seven starter


kekurangan Windows 7 Starter Edition
  1. Tidak Ada DVD Playback. Ini artinya di Windows 7 Starter Edition kamu tidak akan bisa menonton DVD, meskipun kamu memiliki DVD Player Eksternal, tetap aja Windows 7 Starter Edition tidak akan mampu memutar DVD ini.
  2. Tidak ada Support untuk 64-Bit. Windows 7 Starter Edition hanya berjalan di mode 32-bit saja, itu artinya Windows 7 Starter Edition tidak akan bisa menjalankan program-program yang didesain untuk Windows 7 64-bit.
  3. Tidak Ada tampilan “Aero”. Yups Windows 7 tampil cantik dan indah karena adanya tampilan effek Aero, namun sayang sekali  di Windows 7 Starter Edition kamu tidak akan menemukan efek tersebut
  4. Tidak Support Tablet PC. Kamu baru membeli sebuah Tablet PC dengan layar sentuh, maka Windows 7 Starter Edition tidak akan mendukung Tablet PC tersebut.
  5. Tampilan Desktop yang membosankan. Benar sekali, di Windows 7 Starter Edition kita tidak bisa merubah Background Desktop dengan foto atau gambar yang kita ingin. Background telah dikunci, dan hanya menampilkan logo Window saja.
Sedangkan kelebihan Windows 7 Starter Edition adalah resourse atau speks yang diperlukan tidak terlalu tinggi, dengan prosesor Intel Atom N450 plus memori DDR2 berkapasitas 1 GB saja kita sudah bisa menjalankan Windows 7 Starter Edition di Netbook kita.

Rabu, 08 Juni 2011

Tips menurunkan kolesterol:

Tips menurunkan kolesterol:
  • Hindari atau kurangi mengkonsumsi makanan dan minuman berminyak, berlemak, dan mengandung kolesterol tinggi.
    Contoh: jeroan, kepiting, udang, kerang, kacang-kacangan, daging, santan, minyak, margarin, cokelat, dan gula.
  • Olahraga
    Menurut Prof. Dr. Walujo S. Soerjodibroto, Ph.D, guru besar FKUI – Departemen Ilmu Gizi, tubuh manusia sangat susah mengeluarkan kolesterol. Agar kolesterol tidak menumpuk maka harus dikeluarkan secara paksa. Caranya dengan banyak beraktivitas fisik.
    Lakukan olahraga rutin minimal 20 menit setiap hari.
  • Perbanyak konsumsi makanan dan minuman yang dapat menurunkan kadar kolesterol.
    Semua buah dan sayuran mengandung serat. Jadi, semua buah dan sayuran juga mampu menurunkan kolesterol. Serat dapat mengikat kolesterol sehingga tak beredar dalam darah. Sedangkan vitamin C untuk homeostasis alias pengatur keseimbangan kolesterol.Yang perlu diingat, sayuran yang kaya vitamin C cukup direbus setengah matang. Kalau sampai matang, vitaminnya hilang.Jika sayuran atau buah-buahan dibuat menjadi jus, minumlah bersama ampasnya, karena ampas itu merupakan sumber serat yang mampu menurunkan kadar kolesterol.
Beberapa jenis makanan dan minuman yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol adalah sebagai berikut:

BAWANG PUTIH
– Konsumsi bawang putih setengah sampai satu siung sehari secara kontinyu selama satu bulan mampu menurunkan kolesterol sebanyak 9%. Harap dosisnya diperhatikan benar! Jika terlalu banyak, tak baik bagi kesehatan. Mengonsumsi lebih dari tiga siung setiap hari dapat menimbulkan diare, kentut, sebah, dan demam. Bahkan bisa memunculkan perdarahan lambung.
Salah satu zat antikolesterol paling kuat pada bawang putih adalah ajoene. Senyawa ini juga dapat mencegah penggumpalan darah. Walau bawang putih dimasak, kandungan senyawa ini tidak rusak. Pada 1981, peneliti dari Pusat Riset Obat-obatan di Tagore Medical College, India, melaporkan efek bawang putih mentah dan goreng yang diujicobakan pada 20 pasien dengan riwayat penyakit jantung. Menurut laporannya, terdapat pengurangan kecenderungan pembentukan bekuan darah pada pembuluh darah mereka. Ini ditunjukkan oleh aktivitas fibrinolitik yang meningkat. Penelitian juga mengemukakan, khasiat memang sedikit berkurang bila bawang digoreng, tapi tak terlalu bermakna. Jadi pandangan umum yang menyatakan bawang putih akan kehilangan efeknya bila dimasak adalah salah.
Khasiat bawang putih juga bergantung pada tempat tumbuhnya. Bawang putih yang tumbuh di tanah kaya selenium akan mengandung selenium yang tinggi pula sehingga manfaatnya sebagai obat antipenuaan akan lebih terasa.

TEMPE
– Sekalipun berasal dari rumpun kacang-kacangan, tempe sangat ampuh dalam menurunkan kolesterol. Tempe memiliki kandungan niacin yang mampu menurunkan kolesterol. Tempe mengandung niacin 5 x lebih banyak daripada kedelai. Selain juga mengandung isoflavon yang sudah teruji bisa menurunkan kolesterol.

TEH
– Menurut penelitian, EGCG (epigallocatechin gallate), yaitu komponen bioaktif paling dominan dalam teh terbukti mampu mencegah percepatan oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat). Artinya dengan mengonsumsi teh setiap hari dalam jumlah yang wajar, risiko penyumbatan pembuluh darah penyebab penyakit jantung dapat dikurangi.

ANGGUR
– Selain serat, di dalam buah anggur terdapat pula zat catechin yang sangat baik dalam menurunkan kolesterol.

APEL
– Buah yang satu ini sangat terkenal kaya akan serat dan zat antioksidan. Sudah tentu apel pun kaya vitamin C. Maka dari itu, apel bisa juga diandalkan sebagai penurun kolesterol. Sebaiknya apel dikonsumsi beserta kulitnya, karena di kulit inilah terdapat kandungan pektin (serat larut yang ampuh sekali dalam menurunkan kadar kolesterol) dan antioksidan paling banyak.

ALPUKAT/AVOKAD
– Selama ini avokad dikenal kaya akan lemak. Tak heran jika buah ini selalu dijauhi manakala kolesterol sedang tinggi, padahal avokad sangat baik untuk menurunkan kolesterol. Buah ini mengandung asam lemak tak jenuh yang baik untuk menurunkan kolesterol jahat.

BLUEBERRY
– Buah blueberry mungkin dapat dijadikan salah satu pengobatan alternatif dalam menurunkan kolesterol di tubuh kita. Karena penelitian yang dilakukan para ahli di Amerika dengan menggunakan binatang pengerat memberikan hasil yang memuaskan dalam menurunkan kolesterol.
Walaupun ini baru merupakan penelitian awal, tapi telah memberikan harapan baru untuk mengembangkannya sebagai salah satu pengobatan. Penelitian ini diungkapkan pada pertemuan American Chemical Society.
Komponen yang ada dalam blueberry, Pterostilbene, menunjukkan efek yang menstimulasi protein reseptor yang ada dalam sel, yang berperan penting dalam menurunkan kolesterol dan lemak tubuh lainnya.
Kerja Pterostilbene ini, mirip dengan kerja dari obat penurun kolesterol, Ciprofibrate. Ciprofibrate ini efektif dalam menurunkan kolesterol dalam darah, tapi dapat menimbulkan efek samping seperti nyeri otot dan mual pada beberapa orang. Sedang blueberry, yang bekerja pada reseptor sel hati sebagai target kerjanya, akan bekerja lebih akurat. Sehingga efek sampingnya juga lebih kecil. Dalam penelitian ini juga tidak ditemukan adanya efek samping.
Penelitian lainnya pada blueberry, menyebutkan bahwa Pterostilbene mungkin juga dapat membantu melawan kanker dan diabetes. Dan juga tidak tertutup kemungkinan dipakai untuk mencegah kegemukan dan penyakit jantung.
Penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan setelah penelitian di laboratorium ini membawa hasil yang menjanjikan. Tapi yang tetap penting harus terus dilakukan adalah tetap melakukan aktifitas fisik yang disertai dengan pola makan yang sehat, banyak konsumsi sayur dan buah dan rendah lemak jenuh. Semua itu merupakan cara terbaik dalam menurunkan kolesterol dan risiko penyakit jantung.

IKAN
– Ikan sangat kaya asam lemak tak jenuh (omega3). Selain dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, asam lemak ini juga mencegah terjadinya pengumpulan keping-keping darah yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah.
Berdasarkan habitatnya terdapat dua golongan ikan; ikan air tawar dan ikan laut. Habitat ikan memengaruhi kandungan zat gizi ikan. Ikan air tawar kaya akan karbohidrat dan protein, sedangkan ikan laut kaya akan lemak tak jenuh, vitamin dan mineral.
Tabel kandungan Asam Lemak Omega-3 per 100 gram
Jenis ikan Asam Lemak Omega-3 (gram)
Tuna 2,1
Sardin 1,2
Salmon 1,6
Makarel 1,9
Herring 1,2
Teri 1,4
Tongkol 1,5
Tenggiri 2,6
Tawes 1,5
Kembung 2,2
Sumber:

Minggu, 05 Juni 2011

TIPS MENCEGAH DAN MENGOBATI PENYAKIT DIABETES MELITUS

Penyakit Diabetes Melitus atau yang umum sebut penyakit “Kencing Manis”, atau “Penyakit Gula Darah” sekarang ini sudah menjadi penyakit “sejuta umat”….
Mengapa demikian? Hal ini banyak disebabkan oleh Life Style Modern/Pola Hidup Modern yang terbiasa dengan mengkonsumsi Fast Food, Goreng gorengan, Rasa Gurih/berlemak, kurang buah dan sayuran…
Disamping itu masyarakat umumnya menganggap bahwa penyakit Kencing Manis hanya diakibatkan terlalu banyak makan minum yang manis manis, sehingga cara mencegah dan mengobatinya cukup dengan diet makanan dan minuman yang manis manis atau mengandung banyak karbohidrat (nasi dan sejenisnya)…sehingga dianggap tidak berbahaya…
Sebenarnya kalangan kedokteran menamakan penyakit Diabetes Melitus sebagai “Mother Of Deases”…”Ibu Dari Bebagai Penyakit…”
Mengapa dinamakan demikian?…Karena bila seseorang sudah mengidap penyakit kencing manis, berarti darahnya tercemar oleh gula yang menyebar keseluruh organ tubuh penting lainnya dan merusak organ tersebut…
Organ apa saja yang bisa dirusak?…
Pertama adalah Otak…orang akan menjadi menderita pikun/pelupa …
Kedua adalah mata…orang akan menderita rabun mata sampai buta…
Ketiga ginjal, orang akan menderita gagal ginjal dan harus cuci darah…
Keempat alat kelamin, untuk pria akan menderita impoten….
Dan banyak yang lain lagi…
Benarkah pengobatannya cukup dengan diet minum dan makan yang manis manis atau yang bisa berubah menjadi glukosa dalam darah?…..Sepengetahuan saya jawabnya adalah tidak benar!!!
Diet tersebut hanya akan menjaga penyakit tidak semakin parah dan menunda kerusakan organ yang rusak….
Sebenarnya apa yang harus dilakukan?…
Yang harus dilakukan adalah ia harus mengobati organ Pankreasnya yang berfungsi menghasilkan Insulin yang akan memproses metabolisme gula yang ada dalam darah menjadi enerji ( Glukosa diproses menjadi glukogen yang diperlukan untuk energi dalam aktivitas otot dll)…
Apa obat Pangkreas?…banyak, tapi pilihlah yang bukan kimiawi, cari yang organik…agar tidak menghasilkan limbah racun yang akan merusak Lever dan Ginjal…
Herbal yang sering digunakan mengobati penyakit kencing manis seperti daun salam; ramuan rebusan daun jambu, kunyit putih dan rambut jagung dll sebenarnya hanya memiliki efek mengurangi kadar gula dalam darah, tidak memperbaiki Pankreasnya !!!
Untuk memperbaiki Pankreas, harus dilakukan upaya serius, yaitu disamping diet yang ketat terhadap makanan dan minuman  yang mengandung gula dan karbohidrat, juga harus olah raga rutin dibawah sinar matahari pagi antar jam 6-8 , serta mengkonsumsi supelmen yang mengandung omega 3(minyak ikan laut dalam, sunclorela, crypto, ikan salmon dll)…
Olahraga rutin setiap hari dibawah matahari pagi akan menyerap Sinar Far Infra Red (Biofir) yang sangat bermanfaat membantu proses metaolisme tubuh secara sangat efektif)…akan membantu oroses perbaikan dan pembuatan sel baru organ tubuh yang rusak….
Demikian juga 0mega 3 akan membantu proses metabolisme pembentukan sel baru organ tubuh yang rusak dan melindungi inti sel organ tubuh kita…
Diet ketat akan membantu menurunkan kadar gula dalam darah agar metabolisme tubuh menjadi lebih lancar daqn mengurangi pencemaran gula pada organ tubuh yang rusak….
Jadi yang harus dilakukan adalah:
Lakukan positif thinking; Olah raga rutin/intensif dibawah sinar matahari pagi antara jam 6-8 pagi; Diet ketat mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula/karbohidrat; Makan dan minum supelmen mengandung Omega 3 tinggi; Secara berangsur mengurangi obat kimiawi dan menggantinya dengan supelmen herbal dalam dosis yang tepat…
Dari semua hal yang disebut diatas, menurut pengalaman saya, pengaruh olah raga rutin dibawah sinar matahari pagi adalah yang sangat mudah, murah dan efektif, tidak mengandung resiko apapun, tapi justru memperkuat jantung dan paru paru…
Selamat mencoba….

Minggu, 29 Mei 2011

iodometri dan iodimetri

IodometridanIodimetri
Reaksi-reaksikimiamelibatkanoksidasireduksidipergunakansecaraluasolehanalisis
titrimetrik. Ion-ion dariberbagaiunsurdapathadirdalamkondisioksidasiberbeda-beda,
menghasilkankemungkinanbanyakreaksiredoks. Banyakdarireaksi-reaksiinimemenuhi
syaratuntukdipergunakandalamanalisititrimetrikdanpenerapan-penerapannyacukupbanyak.
Iodometriadalahanalisatitrimetriksecaratidaklangsunguntukzatbersifatoksidator
sepertibesitembagadimanazatiniakanmengoksidasiiodidaditambahkan
membentukiodin. Iodinterbentukakanditentukndenganmenggunakanlarutanbaku
tiosulfat .
yang II, III, yang yang yang yang yang
Oksidator + KI → I2 + 2e
I2 + Na2 S2O3 → NaI + Na2S4O6
Sedangkan iodimetri adalah merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodine dititrasi kembali dengan larutan tiosulfat.
Reduktor + I2 → 2I-
Na2S2 O3 + I2 → NaI +Na2S4 O6
Untuksenyawamempunyaipotensialreduksirendahdapatdireksikansecara
sempurnadalamsuasanaasam. Adapunindikatordigunakandalammetodeiniadalah
indikatorkanji.
Sedangkanbromometrimerupakanmetodeoksidasireduksidengandasarreaksiaksidasidari
bromat .
yang ion yang yang
BrO3- + 6H+ + 6e → Br- + 3H2O
Adanyakelebihandalamlarutanakanmenyebabkanbromidabereaksidengan ion KBrO3 ion
bromat
BrO3 + Br- + H+ → Br2 +H2O
Bromine yang dibebaskanakanmerubahwarnalarutanmenjadikuningpucatwarnamerah
jikareaksiantarazatdandalamlingkunganasamberjalancepatmakatitrasidapat
secaralangsungdilakukan. Namunbilalambatmakadapatdilakukantitrasitidaklangsungyaitu
larutanditambahberlebihdankelebihanditentukansecariodometri. Bromin
dapatdiperolehdaripenambahanasamkedalamlarutanmengandungkaliumbromatdan
kalium
Substansi-substansipentingcukupkuatsebagaiunsur-unsurreduksiuntukdititrasi
langsungdenganiodinadalahtiosulfat, arsenidanentimon, sulfidadanferosianida. Kekuatan
reduksidimilikiolehdaribeberapasubstansiiniadalahtergantungdaripadakonsentrasi
ion hydrogen, danreaksidenganiodinbarudapatdianalisissecarakuantitatifhanyabilakita
melakukanpenyesuaianphsulit.
Dalammenggunakanmetodeiodometrikkitamenggunakanindikatorkanjidimanawarnadari
sebuahlarutaniodincukupintenssehinggaiodindapatbertindaksebagaiindikatorbagi
dirinyasendiri. Iodinjugamemberikanwarnaunguatauintensuntukzat-zatpelaru ( ), yang 0,1 N bromine bromine bromine yang bromide. yang yang violet yang 
sepertikarbonkoridadankloroform. Namundemikanlarutandari kanjilebihumum
dipergunakan, karenawarnabiru gelapdarikompleksbertindaksebagaisuatu tes
yang amatsensitivuntukiodin.
Dalambeberapataklangsungbanyakagenpengoksidkuatdapatdianalisisdengan
menambahkankaliumiodidaberlebihdanmentitrasiiodindibebaskan. Karena banyakagen
pengoksidmembutuhkanlarutanasamuntukbereaksidenganiodin, Natriumtiosulfat
biasanyadigunakansebagaititrannya. Titrasidenganarsenikmembutuhaknlarutansedikit
alkalin.
Dalamlarutansedikitalkalinataunetral, oksidasimenjadisulfattidakmunculterutamajika
iodindipergunakansebagaititran. Banyakagenpengoksidkuat, sepertigarampermanganat,
garamdikromatmengoksidtiosulfatmenjadisulfat, namunreaksinyatidakkuantitatif.
Padapenentuaniodometrikadabanyakaplikasiiodometriksepertitembagabanyak
digunakanbaikuntuk bijimaupunpaduannyametodeinimemberikanhasil yang lebihsempurna
dan cepatdaripadapenentuanelektrolittembaga.
Padametodebromometri, kaliumbromatmerupakanagenpengoksidkuatdenganpotensial
standardarireaksinya
tetra iodin–kanji proses yang yang yang yang yang yang proses yang
BrO3 + 6H+ + 6e → Br- + 3H2O
Adalahdapatdigunakandalamdua carayaitusebagaisebuahoksdasilangsung
untukagen-agenpereduksitertentudan untukmembangkitkansejumlahbromin
kuantitasnyadiketahui.
Sejumlahagenpereduksipadatitrasilangsungmetodebromometrisepertyiarsenik, besi (II) dan
sulfidasertadisulfidaorganiktertentudapatdititrasisecaralangsungdengansebuahlarutan
kaliumbromat .
Kehadiranbrominterkadangcocokuntukmenentukantitik akhirtitrasi,
beberapaindikatororganikbereaksidenganbrominuntukmemberikanperubahanwarna.
Perubahanwarna inibiasanyatidakreversibeldan kitaharushati-hatikitamendapatkan
hasil yang lebih baik
Reaksibrominasisenyawa-senyawaorganiklarutanstandarsepertikaliumbromatdapat
dipergunakanuntukmenghasilkansejumlahbromindengankuantitasdiketahui. Bromin
tersebutkemudiandapatdigunakanuntukmembrominasisecarakuantitatifberbagaisenyawa
organik. Bromide berlebihhadirdalamkasus-kasussemacamini, sehinggajumlahbromin
dihasilkandapatdihitungdarijumlahdiambil. Biasanyabromindihasilkan
apabilaterdapatkelebihanpadakuantitasdibutuhkanuntukmembrominasisenyawa
organiktersebutuntukmembantumemaksareaksi iniselesaisepenuhnya.
Reaksibromindengansenyawaorganiknyadapatberupasubtitusiatau bisajugareaksi ad
+1,44 V. Reagen yang yang agar . yang yang KBrO3 yang yang yang agar isi

ANEMIA

Anemia (play /əˈnmiə/; also spelled anaemia and anæmia; from Greek ἀναιμία anaimia, meaning lack of blood) is a decrease in number of red blood cells (RBCs) or less than the normal quantity of hemoglobin in the blood.[1][2] However, it can include decreased oxygen-binding ability of each hemoglobin molecule due to deformity or lack in numerical development as in some other types of hemoglobin deficiency.
Because hemoglobin (found inside RBCs) normally carries oxygen from the lungs to the tissues, anemia leads to hypoxia (lack of oxygen) in organs. Because all human cells depend on oxygen for survival, varying degrees of anemia can have a wide range of clinical consequences.
Anemia is the most common disorder of the blood. There are several kinds of anemia, produced by a variety of underlying causes. Anemia can be classified in a variety of ways, based on the morphology of RBCs, underlying etiologic mechanisms, and discernible clinical spectra, to mention a few. The three main classes of anemia include excessive blood loss (acutely such as a hemorrhage or chronically through low-volume loss), excessive blood cell destruction (hemolysis) or deficient red blood cell production (ineffective hematopoiesis).
There are two major approaches: the "kinetic" approach which involves evaluating production, destruction and loss,[3] and the "morphologic" approach which groups anemia by red blood cell size. The morphologic approach uses a quickly available and low cost lab test as its starting point (the MCV). On the other hand, focusing early on the question of production may allow the clinician to expose cases more rapidly where multiple causes of anemia coexist.

[edit] Signs and symptoms

Main symptoms that may appear in anemia.[4]
Anemia goes undetermined in many people, and symptoms can be minor or vague. The signs and symptoms can be related to the anemia itself, or the underlying cause.
Most commonly, people with anemia report non-specific symptoms of a feeling of weakness, or fatigue, general malaise and sometimes poor concentration. They may also report dyspnea (shortness of breath) on exertion. In very severe anemia, the body may compensate for the lack of oxygen-carrying capability of the blood by increasing cardiac output. The patient may have symptoms related to this, such as palpitations, angina (if preexisting heart disease is present), intermittent claudication of the legs, and symptoms of heart failure.
On examination, the signs exhibited may include pallor (pale skin, mucosal linings and nail beds) but this is not a reliable sign. There may be signs of specific causes of anemia, e.g., koilonychia (in iron deficiency), jaundice (when anemia results from abnormal break down of red blood cells — in hemolytic anemia), bone deformities (found in thalassaemia major) or leg ulcers (seen in Sickle-cell disease).
In severe anemia, there may be signs of a hyperdynamic circulation: a fast heart rate (tachycardia), bounding pulse, flow murmurs, and cardiac ventricular hypertrophy (enlargement). There may be signs of heart failure.
Pica, the consumption of non-food based items such as dirt, paper, wax, grass, ice, and hair, may be a symptom of iron deficiency, although it occurs often in those who have normal levels of hemoglobin.
Chronic anemia may result in behavioral disturbances in children as a direct result of impaired neurological development in infants, and reduced scholastic performance in children of school age.
Restless legs syndrome is more common in those with iron-deficiency anemia.
Less common symptoms may include swelling of the legs or arms, chronic heartburn, vague bruises, vomiting, increased sweating, and blood in stool.

[edit] Diagnosis

Peripheral blood smear microscopy of a patient with iron-deficiency anemia.
Anemia is typically diagnosed on a complete blood count. Apart from reporting the number of red blood cells and the hemoglobin level, the automatic counters also measure the size of the red blood cells by flow cytometry, which is an important tool in distinguishing between the causes of anemia. Examination of a stained blood smear using a microscope can also be helpful, and is sometimes a necessity in regions of the world where automated analysis is less accessible.
In modern counters, four parameters (RBC count, hemoglobin concentration, MCV and RDW) are measured, allowing others (hematocrit, MCH and MCHC) to be calculated, and compared to values adjusted for age and sex. Some counters estimate hematocrit from direct measurements.
WHO's Hemoglobin thresholds used to define anemia[5] (1 g/dL = 0.6206 mmol/L)
Age or gender group Hb threshold (g/dl) Hb threshold (mmol/l)
Children (0.5–5.0 yrs) 11.0 6.8
Children (5–12 yrs) 11.5 7.1
Teens (12–15 yrs) 12.0 7.4
Women, non-pregnant (>15yrs) 12.0 7.4
Women, pregnant 11.0 6.8
Men (>15yrs) 13.0 8.1
Reticulocyte counts, and the "kinetic" approach to anemia, have become more common than in the past in the large medical centers of the United States and some other wealthy nations, in part because some automatic counters now have the capacity to include reticulocyte counts. A reticulocyte count is a quantitative measure of the bone marrow's production of new red blood cells. The reticulocyte production index is a calculation of the ratio between the level of anemia and the extent to which the reticulocyte count has risen in response. If the degree of anemia is significant, even a "normal" reticulocyte count actually may reflect an inadequate response.
If an automated count is not available, a reticulocyte count can be done manually following special staining of the blood film. In manual examination, activity of the bone marrow can also be gauged qualitatively by subtle changes in the numbers and the morphology of young RBCs by examination under a microscope. Newly formed RBCs are usually slightly larger than older RBCs and show polychromasia. Even where the source of blood loss is obvious, evaluation of erythropoiesis can help assess whether the bone marrow will be able to compensate for the loss, and at what rate.
When the cause is not obvious, clinicians use other tests: ESR, ferritin, serum iron, transferrin, RBC folate level, serum vitamin B12, hemoglobin electrophoresis, renal function tests (e.g. serum creatinine).
When the diagnosis remains difficult, a bone marrow examination allows direct examination of the precursors to red cells.

[edit] Classification

[edit] Production vs. destruction or loss

The "kinetic" approach to anemia yields what many argue is the most clinically relevant classification of anemia. This classification depends on evaluation of several hematological parameters, particularly the blood reticulocyte (precursor of mature RBCs) count. This then yields the classification of defects by decreased RBC production versus increased RBC destruction and/or loss. Clinical signs of loss or destruction include abnormal peripheral blood smear with signs of hemolysis; elevated LDH suggesting cell destruction; or clinical signs of bleeding, such as guiaic-positive stool, radiographic findings, or frank bleeding.
The following is a simplified schematic of this approach:

 
 
 
 
 
 
 
 
Anemia
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Reticulocyte production index shows inadequate production response to anemia.
 
 
 
Reticulocyte production index shows appropriate response to anemia = ongoing hemolysis or blood loss without RBC production problem.
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
No clinical findings consistent with hemolysis or blood loss: pure disorder of production.
 
Clinical findings and abnormal MCV: hemolysis or loss and chronic disorder of production*.
 
Clinical findings and normal MCV= acute hemolysis or loss without adequate time for bone marrow production to compensate**.
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Macrocytic anemia (MCV>100)
 
Normocytic anemia (80<MCV<100)
 
 
Microcytic anemia (MCV<80)
 
 
 
 

* For instance, sickle cell anemia with superimposed iron deficiency; chronic gastric bleeding with B12 and folate deficiency; and other instances of anemia with more than one cause.
** Confirm by repeating reticulocyte count: ongoing combination of low reticulocyte production index, normal MCV and hemolysis or loss may be seen in bone marrow failure or anemia of chronic disease, with superimposed or related hemolysis or blood loss.

[edit] Red blood cell size

In the morphological approach, anemia is classified by the size of red blood cells; this is either done automatically or on microscopic examination of a peripheral blood smear. The size is reflected in the mean corpuscular volume (MCV). If the cells are smaller than normal (under 80 fl), the anemia is said to be microcytic; if they are normal size (80–100 fl), normocytic; and if they are larger than normal (over 100 fl), the anemia is classified as macrocytic. This scheme quickly exposes some of the most common causes of anemia; for instance, a microcytic anemia is often the result of iron deficiency. In clinical workup, the MCV will be one of the first pieces of information available; so even among clinicians who consider the "kinetic" approach more useful philosophically, morphology will remain an important element of classification and diagnosis.
Here is a schematic representation of how to consider anemia with MCV as the starting point:

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Anemia
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Macrocytic anemia (MCV>100)
 
 
 
 
 
Normocytic anemia (MCV 80–100)
 
 
 
 
 
Microcytic anemia (MCV<80)

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
High reticulocyte count
 
 
 
 
 
Low reticulocyte count
 
 
 
 


Other characteristics visible on the peripheral smear may provide valuable clues about a more specific diagnosis; for example, abnormal white blood cells may point to a cause in the bone marrow.

[edit] Microcytic

Microcytic anemia is primarily a result of hemoglobin synthesis failure/insufficiency, which could be caused by several etiologies:
Iron deficiency anemia is the most common type of anemia overall and it has many causes. RBCs often appear hypochromic (paler than usual) and microcytic (smaller than usual) when viewed with a microscope.
  • Iron deficiency anemia is caused by insufficient dietary intake or absorption of iron to replace losses from menstruation or losses due to diseases.[6] Iron is an essential part of hemoglobin, and low iron levels result in decreased incorporation of hemoglobin into red blood cells. In the United States, 20% of all women of childbearing age have iron deficiency anemia, compared with only 2% of adult men. The principal cause of iron deficiency anemia in premenopausal women is blood lost during menses. Studies have shown that iron deficiency without anemia causes poor school performance and lower IQ in teenage girls, although this may be due to socioeconomic factors.[7][8] Iron deficiency is the most prevalent deficiency state on a worldwide basis. Iron deficiency is sometimes the cause of abnormal fissuring of the angular (corner) sections of the lips (angular stomatitis).
  • Iron deficiency anemia can also be due to bleeding lesions of the gastrointestinal tract. Faecal occult blood testing, upper endoscopy and lower endoscopy should be performed to identify bleeding lesions. In men and post-menopausal women the chances are higher that bleeding from the gastrointestinal tract could be due to colon polyp or colorectal cancer.
  • Worldwide, the most common cause of iron deficiency anemia is parasitic infestation (hookworm, amebiasis, schistosomiasis and whipworm).[9]

[edit] Macrocytic

  • Megaloblastic anemia, the most common cause of macrocytic anemia, is due to a deficiency of either vitamin B12, folic acid (or both). Deficiency in folate and/or vitamin B12 can be due either to inadequate intake or insufficient absorption. Folate deficiency normally does not produce neurological symptoms, while B12 deficiency does.
    • Pernicious anemia is caused by a lack of intrinsic factor. Intrinsic factor is required to absorb vitamin B12 from food. A lack of intrinsic factor may arise from an autoimmune condition targeting the parietal cells (atrophic gastritis) that produce intrinsic factor or against intrinsic factor itself. These lead to poor absorption of vitamin B12.
    • Macrocytic anemia can also be caused by removal of the functional portion of the stomach, such as during gastric bypass surgery, leading to reduced vitamin B12/folate absorption. Therefore one must always be aware of anemia following this procedure.
  • Hypothyroidism
  • Alcoholism commonly causes a macrocytosis, although not specifically anemia. Other types of Liver Disease can also cause macrocytosis.
  • Methotrexate, zidovudine, and other drugs that inhibit DNA replication.
Macrocytic anemia can be further divided into "megaloblastic anemia" or "non-megaloblastic macrocytic anemia". The cause of megaloblastic anemia is primarily a failure of DNA synthesis with preserved RNA synthesis, which result in restricted cell division of the progenitor cells. The megaloblastic anemias often present with neutrophil hypersegmentation (6–10 lobes). The non-megaloblastic macrocytic anemias have different etiologies (i.e. there is unimpaired DNA globin synthesis,) which occur, for example in alcoholism.
In addition to the non-specific symptoms of anemia, specific features of vitamin B12 deficiency include peripheral neuropathy and subacute combined degeneration of the cord with resulting balance difficulties from posterior column spinal cord pathology.[10] Other features may include a smooth, red tongue and glossitis.
The treatment for vitamin B12-deficient anemia was first devised by William Murphy who bled dogs to make them anemic and then fed them various substances to see what (if anything) would make them healthy again. He discovered that ingesting large amounts of liver seemed to cure the disease. George Minot and George Whipple then set about to isolate the curative substance chemically and ultimately were able to isolate the vitamin B12 from the liver. All three shared the 1934 Nobel Prize in Medicine.[11]

[edit] Normocytic

Normocytic anemia occurs when the overall hemoglobin levels are always decreased, but the red blood cell size (Mean corpuscular volume) remains normal. Causes include:

[edit] Dimorphic

When two causes of anemia act simultaneously, e.g., macrocytic hypochromic, due to hookworm infestation leading to deficiency of both iron and vitamin B12 or folic acid [12] or following a blood transfusion more than one abnormality of red cell indices may be seen. Evidence for multiple causes appears with an elevated RBC distribution width (RDW), which suggests a wider-than-normal range of red cell sizes.

[edit] Heinz body anemia

Heinz bodies form in the cytoplasm of RBCs and appear like small dark dots under the microscope. There are many causes of Heinz body anemia, and some forms can be drug induced. It is triggered in cats by eating onions[13] or acetaminophen (paracetamol). It can be triggered in dogs by ingesting onions or zinc, and in horses by ingesting dry red maple leaves.

[edit] Hyperanemia

Hyperanemia is a severe form of anemia, in which the hematocrit is below 10%.

[edit] Refractory anemia

Refractory anemia is an anemia which does not respond to treatment.[14] It is often seen secondary to myelodysplastic syndromes.[15]
Iron deficiency anemia may also be refractory as a clinical manifestation of gastrointestinal problems which disrupt iron metabolism. [16]

[edit] Causes

Broadly, causes of anemia may be classified as impaired red blood cell (RBC) production, increased RBC destruction (hemolytic anemias), blood loss and fluid overload (hypervolemia). Several of these may interplay to cause anemia eventually. Indeed, the most common cause of anemia is blood loss, but this usually doesn't cause any lasting symptoms unless a relatively impaired RBC production develops, in turn most commonly by iron deficiency.[17] (See Iron deficiency anemia)

[edit] Impaired production

[edit] Increased destruction

Anemias of increased red blood cell destruction are generally classified as hemolytic anemias. These are generally featuring jaundice and elevated LDH levels.

[edit] Blood loss

  • Anemia of prematurity from frequent blood sampling for laboratory testing, combined with insufficient RBC production.
  • Trauma[18] or surgery, causing acute blood loss
  • Gastrointestinal tract lesions,[18] causing a rather chronic blood loss
  • Gynecologic disturbances,[18] also generally causing chronic blood loss

[edit] Fluid overload

Fluid overload (hypervolemia) causes decreased hemoglobin concentration and apparent anemia:
  • General causes of hypervolemia include excessive sodium or fluid intake, sodium or water retention and fluid shift into the intravascular space.[23]
  • Anemia of pregnancy is anemia that is induced by blood volume expansion experienced in pregnancy.

[edit] Treatments

Treatments for anemia depend on severity and cause.
Iron deficiency from nutritional causes is rare in non-menstruating adults (men and post-menopausal women). The diagnosis of iron deficiency mandates a search for potential sources of loss such as gastrointestinal bleeding from ulcers or colon cancer. Mild to moderate iron deficiency anemia is treated by oral iron supplementation with ferrous sulfate, ferrous fumarate, or ferrous gluconate. When taking iron supplements, it is very common to experience stomach upset and/or darkening of the feces. The stomach upset can be alleviated by taking the iron with food; however, this decreases the amount of iron absorbed. Vitamin C aids in the body's ability to absorb iron, so taking oral iron supplements with orange juice is of benefit.
Vitamin supplements given orally (folic acid) or subcutaneously (vitamin B-12) will replace specific deficiencies.
In anemia of chronic disease, anemia associated with chemotherapy, or anemia associated with renal disease, some clinicians prescribe recombinant erythropoietin, epoetin alfa, to stimulate red cell production.
In severe cases of anemia, or with ongoing blood loss, a blood transfusion may be necessary.

[edit] Blood transfusions

Doctors attempt to avoid blood transfusion in general, since multiple lines of evidence point to increased adverse patient clinical outcomes with more intensive transfusion strategies. The physiological principle that reduction of oxygen delivery associated with anemia leads to adverse clinical outcomes is balanced by the finding that transfusion does not necessarily mitigate these adverse clinical outcomes.
In severe, acute bleeding, transfusions of donated blood are often lifesaving. Improvements in battlefield casualty survival is attributable, at least in part, to the recent improvements in blood banking and transfusion techniques.[citation needed]
Transfusion of the stable but anemic hospitalized patient has been the subject of numerous clinical trials.
Four randomized controlled clinical trials have been conducted to evaluate aggressive versus conservative transfusion strategies in critically ill patients. All four of these studies failed to find a benefit with more aggressive transfusion strategies.[24][25][26][27]
In addition, at least two retrospective studies have shown increases in adverse clinical outcomes in critically ill patients that underwent more aggressive transfusion strategies.[28][29]

[edit] Hyperbaric oxygen

Treatment of exceptional blood loss (anemia) is recognized as an indication for hyperbaric oxygen (HBO) by the Undersea and Hyperbaric Medical Society.[30][31] The use of HBO is indicated when oxygen delivery to tissue is not sufficient in patients who cannot be transfused for medical or religious reasons. HBO may be used for medical reasons when threat of blood product incompatibility or concern for transmissible disease are factors.[30] The beliefs of some religions (ex: Jehovah's Witnesses) may require they use the superior HBO method.[30]
In 2002, Van Meter reviewed the publications surrounding the use of HBO in severe anemia and found that all publications report a positive result.[32]